American Made (2017)
Tom Cruise bermain dalam film berisi sindikat pengedar kokain yang tidak ia tumpas, setumpuk senapan AK-47 yang tidak pernah ia tembakkan, serta FBI, CIA, DEA, hingga ATF yang satupun bukan tempatnya bekerja. Masih sekeren biasanya, tetapi kali ini Cruise bukan jasus atau pahlawan handal. Didasari dongeng nyata, Barry Seal yakni sosok yang diperankannya, pilot maskapai penerbangan TWA yang terlibat skandal internasional pada masa pemerintahan Ronald Reagan. American Made, menyerupai judulnya memang cuma sanggup terjadi di Negeri Paman Sam, kawasan insan mengejar American dream, meraihnya, untuk kemudian kembali kehilangan segalanya.
Setelah cukup usang menyelundupkan narkoba, Seal direkrut oleh Monty Schafer (Domhnall Gleeson) untuk bekerja bagi CIA mengambil foto udara kelompok militan di Amerika Tengah. Menjalankan misi dengan baik, lama-kelamaan tugasnya bertambah, dari mengumpulkan data biro komunis, hingga mengirim suplai senjata bagi Contras, kelompok pemberontak sayap kanan di Nikaragua. Aksi Seal turut diketahui kartel kokain Medellin yang dipimpin nama-nama menyerupai Pablo Escobar dan Jorge Ochoa. Mereka memintanya menyelundupkan kokain dari Kolombia ke Amerika. Seal pun mengerjakan misi dari banyak pihak, memberinya laba finansial luar biasa.
Di tangan Doug Liman (The Bourne Identity, Edge of Tomorrow), American Made menekankan gelaran fiksi daripada akurasi realita, mengetengahkan suguhan kriminalitas berbumbu komedi dipenuhi swagness ketimbang reka ulang presisi soal salah satu sejarah memalukan Amerika Serikat. Dengan kehebatannya sebagai pilot (sanggup menerbangkan pesawat di landasan pendek pula mengecoh DEA), kesediaan menantang ancaman yang menghasilkan banjir uang hingga tiada lagi ruang penyimpanan tersisa, pun istri bagus nan seksi (Sarah Wright) yang diajaknya berafiliasi intim di atas pesawat yang tengah mengudara, film ini menyulap Barry Seal jadi sosok super keren dengan agresi keren pula. Punya semua yang diimpikan banyak orang, Barry Seal kolam perwujudan kasatmata American Dream.
Ditemani belokan-belokan dalam naskah buatan Gary Spinelli berupa misi yang tak hanya bertambah namun semakin besar skala dan resikonya, Liman memastikan American Made tampil dinamis, menghibur, sembari menyimpan citra sisi kelam dunia politik dan aturan Amerika. "It's not a felony if you're doing it for the good guys". Kalimat tersebut tepat merangkum inti problematika. Walau mengambil setting kala Reagan, dongeng kebobrokan pemerintah dan bagaimana mereka memanfaatkan rakyat sipil demi tujuan politis semaunya kemudian enggan bertanggungjawab nyatanya tetap relevan. Seal dimanfaatkan, namun berbalik memanfaatkan pemerintah, turut mengeruk keuntungan. Itulah mengapa tokohnya gampang disukai. Seal mewakili ambisi manusiawi kita.
Pengadeganan Liman penuh energi dan suasana keglamoran, menjauhkan film dari kesan drama political history membosankan tanpa pernah kehilangan konteks. Walau beberapa pilihan teknis layak dipertanyakan inkonsistensi tone gambar yang kadang mempunyai unsur vintage kadang modern, shaky cam yang sesekali mengisi tanpa efek signifikan sang sutradara senantiasa punya jalan menghadirkan hiburan. Semisal rasa bersenang-senang melalui balutan komedi saat Seal berbaik hati mengulang klarifikasi atas rangkaian kejadian yang tiba silih berganti. Dengan begitu filmnya sanggup memperlihatkan eksposisi gamblang, menyuapi penonton secara tidak murahan.
Energi tinggi American Made turut bersumber dari performa Tom Cruise yang setia menebar pesona lewat ketenangan dihiasi senyum, seolah yakin segalanya bakal berjalan lancar dan telah terkontrol. He is one of the coolest guy in the world, and this movie perfectly shows us why. Diiringi lagu-lagu bernuansa rock, Cruise beraksi layaknya rockstar dengan penyelundupan demi penyelundupan sebagai panggungnya. Dan sebagaimana album-album rock terbaik yang kita kenal, American Made bergerak penuh semangat mengajak penikmatnya bergembira, tersenyum lebar, merasa diri keren, sembari turut menyelipkan subteks soal permasalahan dunia nyata.